Pejabat Kementerian ATR/BPN Bakal Maju Pilgub
Wartaprima.com - Mantan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Bengkulu, Ir H Izda Putra MM, yang saat ini menjabat di eselon II Kementerian ATR/BPN, digadang-gadangkan maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Bengkulu Tahun2020 mendatang.
Bahkan, alumni Insititut Tekhnologi Bandung (ITB) itu informasinya menjadi kandidat dengan kans kuat dan patut diperhitungkan. Berlatarbelakang Putra asli Daerah Bengkulu yang sukses menjadi pejabat eselon di Kementerian ATR/BPN, menjadi modalnya.
Direktur Survey Asosiated Daerah (SAD) Bayu Putra Wijaya memprediksi munculnya nama kalangan birokrat Izda Putra dalam bursa bakal calon gubernur menjadi warna tersendiri diproses pilkada nanti. Hal itu lantaran sosok Izda Putra masih dikenal bersih dimata masyarakat.
"Sejauh ini yang saya amati masih nama-nama lama yang muncul dipermukaan, semisal petahana Rohidin Mersyah, mantan Gubernur Agusrin dan Junaidi Hamsyah. Lalu ada nama Ahmad Hijazi Bupati RL. Sedang nama Izda putra bisa menjadi alternatif baru bagi masyarakat. Sebab sosok baru bisa menjadi pemikat masyarakat dalam menentukan pilihan," katanya.
Dikatakan Bayu, latar belakang Izda Putra dari kalangan birokrat juga mempunyai nilai sendiri. Lantaran selama ini masyarakat dalam menentukan pilihan kepala daerah melihat track record calon.
"Sosok Izda Putra mempunyai nilai jual dimasyarakat. Karena beliau dikenal putra daerah yang sukses berkarir sebagai ASN dipusat menjadi pejabat di kementerian. Tentu ini menjadi nilai jual beliau sebagai calon pemimpin untuk dibawa ke masyarakat," ungkapnya.
Selain itu Bayu mengatakan, saat ini seharusnya para pihak atau orang dekatnya sudah mulai untuk memperkenalkan sosok Izda Putra ke publik lebih luas. Mulai dari silsilah keluarga besar hingga prestasi kerja yang telah dilalui oleh Izda Putra.
"Sebab hal itu bisa menjadi alasan masyarakat menentukan pilihan ke Izda Putra. Namun jika tak dilakukan upaya memperkenalkan latarbelakangnya secara luas, saya kira akan sulit 'meminang' hati pemilih," pungkasnya. (Rls)
